SEJARAH FILSAFAT DAN PENGARUHNYA

Berawal pada abad 6 sm berasal dari miletos  di pesisir asia kecil  fouding father ilmu filosofi adalah:

  • Thales
  • Anaxi mandros
  • Anaximenes

 

 

 

 

Ketiganya merupakan filsuf yang mendalami kejadian alam dan proses ilmiah , mereka tertarik atas penelitian  atas kejadian alam, musim, laut dan mencari asas dan prinsip yang melekat atas kejadian alam. Penelitian ilmiah filsuf thales tidak pernah dibukukan. Sedangkan filsuf anexi mandros dan aneximenes sempat diriwayatkan dalam tulisan namun hilang.

 

Secara substansi keilmuan mereka menekankan bahwa semua yang bergerak dan mengalir didunia jasmani ini mempunyai keseluruhan yang tertatur dan kejadian-kejadian mempunyai ketetapan yang mengherankan.

 

Asas yang mempunyai ketetapan adalah air[ thales], yang tak terbatas/to apeiron[anaximandros] dan udara[. Aneximenes]

 

 

Satu abad kemudian muncul satu filsuf yunani bernama HERAKLEITOS yang berpendapat bahwa api adalah unsur pertama setiap asas dan konsep keberadaaan dunia, atau segala sesuatu yang ada. Api menurut herakleitos adalah simbol perubahan karena api yang menjadikan kayu atau apa saja yang menjadikan sesuatu menjadi abu. HERAKLEITOS berpendapat tidak ada sesuatu didunia ini yang mempunyai suatu ketetapan pasti, definitif atau sempurna, dan segala sesuatu adalah sesuatu “yang sedang menjadi” yang terkenal dengan panta rhei “ semuanya mengalir “ seperti sungai  senantiasa mengalir terus, begitu pula dengan dunia jasmani tidak ada yang tetap semuanya erubah terus menerus.

 

Pada waktu yang sama muncul filsuf PHYTAGORAS  yang membantah bahwa asas dasar tidak ditentukan oleh panca indera melainkan segala sesuatu didasarkan atas bilangan-bilangan. Phitagoras menemukan kesamaan tingkat nada atas bilangan-bilangan dan kemudian memberikan kesimpulan jika sebagian realitas adalah terdiri dari bilangan-bilangan mengapa tidak mungkin jika semua yang ada juga merupakan terdiri dari bilangan-bilangan. PHITAGORAS dan murid-muridnya sangat berjasa dalam meletakan dasar-dasar ilmu pasti, dan terkenal sampai sekarang dengan “DALIL PHYTAGORAS”

 

Pada awal abad ke 5 juga muncul fisuf dari elia [italia selatan] yang meletakan dasar pertama ilmu meta fisika. Filsuf PARMENIDES berpendapat ‘yang ada ya ada yang tidak ada ya tidak ada”. Konsep ilmu dari parmanides adalah bahwa sesuatu itu mempunyai ketetapan dan tidak bisa dipecah-pecah lagi. Sekilas pendapat ini sangat sederhana akan tetapi mempunyai konsekwensi yang sangat besar. Pendapat parmenides bahwa yang ada adalah segala-galanya tidak dapat dipertentangkan dengan yang lainya, bisa dikatakan yang ada adalah sama sekali satu, sempurna dan tidak b isa dibagi-bagi lagi. Misalkan jika A dibagi menjadi B dan C bukan berarti B adalah C itu berarti juga bahwa yang tidak ada adalah ada.atau tidak ada pluralisme, tidak ada perubahan gerak seandainya A menjadi B adalah sebuah proses peralihan dari yang tidak/belum ada kepada yang  ada. Dan alasan-alasan yang sederhana parmenides menjadikan ilmu yang dia bawa bertentangan dengan konsep yang dibawa herakleitos.

Filsuf sesudah jaman parmenides mengutamakan argumentasi yang tajam, munculnya aliran ATOMISME yang dibawa DEMOKRITOS lebih mengedepankan kecerdasan rasio dan tidak rela mengorbankan kekuatan pancaindra dalam kecerdasan rasio, dan akhirnya meninggalkan konsep yang dibawa PARMENIDES  yang memutuskan segala realitas itu adalah satu dan tidak bisa dibagi-bagi lagi. Pengikut atomisme berpendapat bahwa segala sesuatu itu terdiri dari atom-atom kecil yang tidak bisa dibagi bagi lagidan tidak tampak oleh panca indera kita. Tentang atom yang tidak bisa dibagi lagi secara tidak sengaja prisip atomisme membenarkan prinsip parmenides akan tetapi pendapat kelompok atomisme bahwa atom-atom itu selalu bergerak dan membentuk realitas baru yang dapat ditangkap oleh panca indra kita. Bisa disimpulkan bahwa prinsip aliran ATOMISME yang dibawa demokritos dan murid-muridnya adalah penggabungan prinsip yang dibawa PARMENIDES dan HERAKLEITOS

SOFISTIK

Pada awal abad ke 5 selum masehi dipusat kota athena yunani dibawah kepemimpinan PERIKLES dimana semua aliran filosofi hidup disana muncul lagi sebuah aliran yang mengedepankan realtivisme atas kebenaran. Aliran itu adalah sofistik dan pengikutnya adalah  kaum sofis. Sofistik lebih mengedepankan retorika dan toritis dalam mendapatkan nilai kebenaran. Pengikut dari aliran ini sangat mahir dalam berpidato dan mengajak para pengikutnya. Dalam ajaranya mereka tidak lagi menggunakan objek alam sebagai media mencari realitas akan tetapi menggunakan manusia sebagai objek penelitianya “ manusia adalah segala-galanya tidak ada yang benar dan baik, semuanya baik dan benar dalam membangun hubungan dengan manusia”Karena mereka sering mengedepankan aspek relatifisme dalam mengungkapkan realitas kebenaran sehingga prinsip dasar mereka bahwa kebenaran tidak bisa definitif dan tetap sehingga kebenaran itu menjadi relatif pula.

SOCRATES[470-399]

SOCRATES adalah Seorang filsuf yunani yang menetang keras konsep sofistik atas relatifisme kebenaran, socrates berpendapat” yang baik dan benar adalah nilai yang harus dijunjung tinggi oleh manusia dan harus mempunyai tendensi yang kuat dalam memberikan pijakan kepada manusia” sama seperti halnya thales karya-karya socrates tidak dibukukan dan tidak mempunyai  ajaran yang sistematis. Karena keberanian socrates menentang dan mengajak dialog dengan siapa saja yang dia temui. Socrates menjadi pijakan dasar filosofi bangsa barat  dan menyelamatkan  pola pikir bangsa yunani yang dilanda krisis kaum sofistik. Yang banyak mengilhami socrates adalah murid kesayanganya PLATO.

PLATO [427-347]

Plato adalah filsuf keturunan bangsawan yang sangat berbakat mengarang dan merupakan murid dari socrates. Sama seperti socrates dalam menarik kesimpulan atas realitas  plato lebih memilh konsep dialog dalam melengkapi karya tulisnya. Plato juga berhasil mendirikan sebuah sekolah filosofi bernama AKADEMIA. Bagaimana mengenal konsep plato tentang kebenaran yaitu dengan menelusuri sebuah  mitos atau penggambaran yang dibuat oleh plato sendiri:

bahwa manusia itu seperti tahanan yang telahir dalam gua dimana matanya menghadap tembok dinding dan dibelakangnya ada obor yang menyala-nyala. Dibelakang obor itu tampak para budak melakukan aktifitas,mengangkat benda dan berlalu lalang sehingga menimbulkan pantulan cahaya didnding dimana tahanan itu hanya bisa melihat . dari pantulan bayangan itu kemudian para tahanan yang memang tidak bisa menoleh kemana-mana akhirnya memutuskan apa yang dia lihat adalah realitas yang terjadi tanpa harus mengecek ulang menggunakan alternatif lain. Dan ketika belenggu itu dilepaskan dan sanggup melihat lebih bebas sudah dipastikan bahwa apa yang menjadi keyakinan akan realitas selama ini  tidak lagi valid. Dan ketika beberapa waktu dia dilepaskan dan sanggup melihat matahari dia akan menyadari relitas juga telah berubah lagi dari apa yang dilihat secara bebas akan tetapi masih dalam gua. Dan jika ia kembali ke dalam gua dan kemudian bercerita kepada teman-temanya yang  masih terbelenggu bahwa realitas yang selama ini mereka yakini adalah salah dan pasti mereka akan  mendustakan keterangan orang itu, dan niscaya mereka akan membunuh semua orang yang mau melepaskan belenggu mereka”.

Semua manusia bisa diandaikan dengan berbandingan dengan seorang tahanan yang melihat realitas hanya sebatas apa yang diinformasikan oleh panca indra mereka. Dan penegenalan p[ancaindera itu yang memberikan keputusan akhir akan sebuah realitas. Akan tetapi seorang filsuf memberikan pemahaman dan bahan lain dalam menyikapi sebuah realitas dan bisa dibandingkan dengan seorang tahanan yang dilepaskan, dan memberikan keputusan bahwa apa yang diberikan oleh panca indra kita adalah sebatas bayang-bayang dan tidak boleh dianggap sebagai realitas sesungguhnya.

Plato mengklasifikasikan penilaian atas realitas atas dua unsur ide :

  1. Unsur rasio yang berisi tentang ide-ide
  2. Unsur panca indera yang terdiri dari unsur jasmani

Unsur ide-ide hanya bisa digambarkan oleh rasio seperti halnya ide manusia atau segitiga yang hanya bisa digambarkan dan disimpulkan kedalam satu gambaran. Sedangkan unsur panca indera sanggup menggambarkan aneka bentuk segitiga ataupun aneka bentuk manusia sesuai dangan apa yang diinformasikan oleh panca indera kita. Seorang filsuf harus meninggalkan sandaran atas unsur panca indera dalam menentukan dunia yang ideal dan sempurna karena unsur panca indera memberikan banyak variasi dalam membentuk realitas.

Plato berpendapat bahwa manusia terdiri dari dua unsur yang saling bertentangan dalam menentukan bentuk realitas dan senatiasa menggambarkan tentang ide-ide sedangkan ide itu terjebak oleh jasmani yang selalu mengandalkan pancaindera sebagai sumber bahan pembentukan realitas. Plato sendiri mempercayai dualisme mengenai manusia bahwa manusia sebelum dilahirkan telah membuat  ide-ide atau pandangan .

Di akhir riwayatnya plato sanggup mendamaikan pemikiran heraklietos dan parmenides tentang realitas yang dibawa kedua pemikir yunani itu bahwa sesuatu yang tak pasti dan selalu berubah yang disuarakan  herakleitos dibenarkan karena dilihat dari sisi unsur jasmani saja. Dan membenarkan pemikiran parmenides tentang sesuatu itu telah sempurna  dan tetap bahwa pemikiran itu adalah terbatas tentang dunia ideal[ unsur ide]

ARISTOTELES [384-322]

ARISTOTELES  adalah filsuf dari stageira daerah thrake, yunani utara. Dia belajar dari akdemia milik plato dan tinggal di sana sampai plato meninggal. Aristoteles adalah guru dari alexander agung selama dua tahun sebelum diangkat menjadi raja. Setelah itu dia membuka sekolah LYKEION[ lyceum]. Meskipun aristoteles menjujunjung tinggi konsep plato akan tetapi aristoteles cukup percaya diri dalam menempuh filosofinya. PerkataaN “AMICIUS PLATO MAGIS AMICA VERITAS”[ PLATO  memang sahabatku akan tetapi kebenaran lebih akrab bagiku] perbedaan besar guru dan murid ini adalah plato lebih mengedepankan tentang ilmu-ilmu pasti sedangkan aristoteles mengedepankan ilmu alam dengan sedapat mungkin mengumpulkan dan menyelidiki bukti-bukti konkret.

Aristoteles mennyetujui pandangan plato bahwa  ilmu pengetahuan adalah  berbicara tentang umum dan tetap. Ilmu pengetahuan tidak akan membahas ilmu segitiga ini atau segitiga ini tetapi tentang segitiga pada umumnya. Justru kenapa plato menerima unsur ide-ide yang justru menekankan munculnya ilmu pengetahuan. Pertanyaanya adalah bagaimana mungkin akan ada ilmu pengetahuan bila tidak ada unsur ide-ide? Aritoteles menjawab mungkin ada pengetahuan yang tetap dan umum akan tetapi tidak dalam dunia ideal[ unsur ide] akan tetapi dalam dunia jasmani. Teori bentuk-materi dari aristoteles akan  menjelaskan bahwa semua unsur jasmani terbagi atas dua unsur yaitu:

  1. Bentuk
  2. Materi

Contoh dalam sebuah jasmani patung ada dua unsur yang tidak bisa dipisahkan yaitu bentuk dari patung itu sendiri dan materi adalah bahan pembuat patung itu sendiri. Dan sebelum patung ini berbentuk telah ada bentuk lain sebelumnya,

Hyle prote adalah ungkapan dalam materi pertama yang memungkinkan sebuah meteri yang terbuka dan luas untuk menerima unsur kedua [bentuk ] oleh aristoteles. Materi tidak mungkin ditentukan akan tetapi telah mempunyai bentuk sebagai bahan penggambaran.

Morphe adalah ungkapan bentuk dalam teori aristoteles yang menentukan karena bentuk mempunyai materi yang telah mempunyai bahan konkret sehingga nsur materi dan bentuk memungkinkan kita mengenalinya melalui rasio kita. Jadi ilmu pengetahuan didasarkan atas dasar bentuk yang terdapat pada setiap benda yang konkret.

HILEMORFISISME adalah ilmu yang mengambil unsur materi dan bentuk yang digelontorkan oleh aristoteles, akan tetapi aristoteles harus berhutang budi kepada plato. Karena ajaran-ajaran plato sendiri adalah bentuk-bentuk yang telah berpindah-pindah kedalam benda-benda konkret. Teori hilemorfisis yang dibawa aritoteles dalam pandangan dasar tentang manusia. Bertentangan dengan plato , ia menekan kesatuan manusia, manusia merupakan substansi yang terdiri dari materi dan bentuk. Bentuk adalah jiwa. Karena bentuk tidak akan lepas dari materi .secara konsekwensi aristoteles menyatakan jika manusia mati maka jiwanya kan hancur juga.

STOISISME [P[300SM]

Madzab stoa berasal dari yunani oleh ZENO dari KITION. Nama stoa menunjuk kepada serambi bertiang. Menurut stoisisme  jagat raya dari dalam dikendalikan oleh “ logos” [ratio] menurutnya semua kejadian alam ini berlangsung menurut ketetapan yang tidak bisa dielakkan. Jiwa manusia mengambil bagian dari logos itu sendiri. Berdasarkan rasionya manusia sanggup mengenal orde universal dalam jagad raya. Ia akan hidup bahagia dan bijaksana bila manusia sanggup mengendalikan rasionya. Jika demikian ia akan sanggup mengendalikan nafsu-nafsunya dan mengendalikan hidup secara sempurna dan supaya dengan penuh keinsyafan manusia menaklukan diri pada aturan-aturan alam. Pada prisip stoisisme  tidak memperdulikan kematian dan malapetaka lain karena semua itu telah berjalan dalam keharusan mutlak[takdir]. Sudah jelas kiranya etika stoisisme  bersifat kejam dan menuntut watak yang sungguh-sungguh kuat.

Stoisime sukses di kekaisaran romawi karena bangsa romawi sendiri bersifat  pragmatis. Pengikut terkenal madzab stoa adalah seneca dan kaisar marcus aurelius

EPIKURISME [341-270]

Adalah alairan yang menghidupkan kembali aliran atomisme demokritos oleh pendirinya epikuros dari samos. Prinsip epikurisme adalah bahwa segala sesuatu terdiri dari atom-atoom yang sengaja atau tidak saling bertubrukan satu  dengan yang lain. Manusia hidup bahagia jika mengimani susunan dunia ini dan tidak ditakutkan dengan pengaruh dewa-dewa atau apapun juga. Lagi pula untuk mendapatkan kesenangan manusia harus berkehendak bebas dengan mencari kesenangan sebisa mungkin. Terlalu banyak kesenangan akan membuat gelisah  batin manusia. Orang bijaksana tahu membatasi diri terutama mencari kesenangan rohani supaya keadaan batin tetap tenang.

SKEPTISISME [365-275]

Pyrrho adalah pelopor skeptisisme. Bukan aliran yang jelas hanya sebatas tendensi yang jelas bahwa toritis manusia menimbulkan keraguan atas pencapaian kebenaran. Dan kesangsian adalah sikap iman atas realitas yang diciptakan atas dasar teoritis


About patribumi

sumbangsih kita dituntut dibumi yang cuma satu ini... berbagi memahami introspeksi ke arah yang martabat yang berdaulat

sharing in wisdom